Loading...
Wednesday, April 17, 2013

Air Suci Dari Bejana Para Nabi & Wali

Janganlah kita gondolkan hutan-hutan kita dengan lahapnya. Peliharalah ian kerana di sini lah kita dapat melihat sifar ArRahman. Di sinilah air memulakan perjalanannya di muka bumi Allah. Melalui titisan embun kecil di dedaunan sehingga ianya berkumpul untuk membentuk tasik-tasik yang besar. Tapi amat sedikit mereka yang bersyukur dan mengambil pelajaran.


POLITIK313 sentiasa beranggapan malah berpegang pada prinsip - politik demokrasi ala barat yang sedang orang-orang Melayu anuti sekarang adalah - sebuah wadah yang kotor dan menjijikkan.

Mana mungkin bejana yang kotor bisa digunakan untuk menakung air yang suci, yang mana air itu mahu digunakan untuk membersihkan kotoran-kotoran pula.

Air yang paling sesuai untuk mencuci hati-hati manusia adalah air yang suci dari takungan wadah yang suci. Wadah di mana ianya terhasil  dari garapan wahyu-wahyu suci dan petunjuk-petunjuk dari ilhan-ilham yang suci.

Allah menurunkan air kepada kepada penduduk bumi melalui wasilah-wasilah yang tinggi sebagai menunjukkan sifat ArRahman kepada penduduk bumi. Air yang berbentuk wahyu suci kepada hati para nabi dan ilham suci kepada para wali.

Begitulah juga Allah turunkan wahyu dan ilham suci kepada hamba-hamba yang mempunyai budi pekerti yang tinggi. Mereka adalah para nabi dan para wali.

Para nabi dan wali inilah yang merupakan wadah untuk umat manusia mengambil faedah untuk membersihkan daki-daki dan kotoran.

Jadi mengapa kita meninggalkan wadah-wadah suci yang berisi air suci itu untuk membersihkan najis-najis kemunafikan, kefasikan, kemungkaran dan kemungkaran.

Kita lebih rela mengambil air jampi syaitan dari wadah yang bernajis untuk mencuci debu kotoran diri sendiri, masyarakat dan negara.

Matlamat kita mungkin suci murni, tetapi malangnya langkah kita mengambil air dari wadah yang salah telah banyak menghijab perjuangan kita. Natijahnya yang benar jadi sesat, yang sesat jadi benar.

Kita seolah-olah mengambil air wadah-wadah si gergasi bermata satu untuk dijadikan alat dalam perjuangan yang kita anggap murni. Malah turut mempromosikannya kepada masyarakat sebagai jalan penyelesaian kepada masalah.

Kenapa kita tidak kembali kepada wadah para nabi dan para wali untuk menyelesaikan masalah masyarakat? Kita mungkin tidak pernah menyatakan para nabi itu sesat, tapi kita acapkali mengatakan para wali itu sesat.

Namun siapakah yang lebih sesat jika sekiranya air yang kita gunakan itu adalah air dari bejana-bejana Si bermata satu Masihud Dajjal.

Jalan para nabi dan para wali mungkin nampak lambat hasilnya, tapi nikmat di akhirnya adalah lumayan dengan keredhaan Allah.

Kembalilah kita mengambil air-air dari wadah para nabi dan para wali untuk kita membersihkan hati kita yang telah lama terhijab. Dan untuk membuka hijab ummah.

Air dari wadah para nabi dan para wali bisa mengembalikan sinar hati kita yang telah lama berkarat dan berkerak.

Akhir kalam, POLITIK313 sentiasa berkata pada hati kecil ini, bahawa sistem politik yang ada sekarang tidak mampu untuk =mengangkat martabat ummah (yang sentiasa disepak terajang, ummah seumpama hamba-hamba suruhan Yahudi & Nasrani) mentelahan lagi untuk melonjakkan ummah yang ini sebagai juara di gelanggang lawan.

Allah adalah Penolong Orang-orang yang bertaqwa.

Sekian. Wassalam.
politik313.blogspot.com

0 comments:

Post a Comment

 
Toggle Footer
TOP